WIRO SABLENG
Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
Karya: Bastian Tito
Episode : TUA GILA DARI ANDALAS
Satu
BERLARI cukup lama Wiro belum juga mencapai tepi barat Telaga Gajahmungkur. Di satu tempat dia berhenti dan mendongak ke atas. Langit gelap gulita. Memandang berkeliling hanya kepekatan dan pohon-pohon serta semak belukar menghitam dilihatnya.
Tiba-tiba murid Sinto Gendeng merasa sambaran angin di samping kirinya disertai berkelebatnya satu bayangan. Namun dia tidak melihat apa-apa.
"Ratu Duyung.... Kaukah itu?" ujar Wiro karena menyangka gadis bermata biru itu menyusulnya. Tak ada jawaban. "Orang bercadar.... Kau ada di sekitar sini?!" ujar Wiro kembali menduga sambil memandang berkeliling. Tetap tak ada jawaban. Mendadak satu tawa mengekeh merobek kesunyian di tempat itu. Membuat Pendekar 212 tersentak kaget dan cepat berpaling ke kiri. "Astaga! Makhluk apa yang ada di bawah pohon besar itu.
"Pendekar 212, lihat baik-baik! Apa kau masih mengenali diriku?!"
... baca selengkapnya di Wiro Sableng #101 : Gerhana Di Gajahmungkur Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1
Hidup berawal dari mimpi Tanpa mimpi semuanya tak akan terbukti Mimpi-mimpiku tercipta karena mue Kau yang hidupkan motivasi dalam diri Kau nyalakan semangat ku untuk maju Kau sllu mendukung dan sllu ada untukku Surgaku ada di kaki mue ( IBU )
Info saya
-
Legenda JokoTole Adi poday tidak ada yang tau asal usul secara pasti nama yang sebenarnya, beliau baru dikenal setelah perputra raja ...
-
Menulis Laporan Diskusi 1. Mengenali Unsur-unsu...
-
Waktu Zaman Majapahit di Sampang di tempatkan seorang Kamituwo yang pangkatnya hanya sebagai patih, jadi boleh dikatakan...
-
Cinta tak akan bersemi Apabila pupus perhatian Kasih Sayang Tak akan tersimpan dalam hati Apabila dendam masih meraja rela Hanya pe...
-
dilahirkan di Tembilahan (Riau) pada tanggal 4 Januari 1950. Ia kuliah di IKIP Padang dan memperoleh gelar Sarjana Muda pada tahun ...
-
Suasana diskusi IPA 2 (menyajikan materi kelompok 2) suasana siswa saat memperhatikan penyaji membacakan meteri diskusi aktif ...
-
******* A.A. Navis dilahirkan Padangpanjang, Sumatera Barat, 17 November 1924. “Robohnya Surau Kami” dan sejumlah cerita pendek lain p...
-
semua tak 'kan berubah meski tubuh ini berdarah basah tanpa menyerah inilah aku terpisah &...
-
Putri Cendralas (icha) Putri Kiong Mas (Lely) Putri Telaga Warna (Wiwit) nunggu giliran pentas Berfose alami ala Jangrik :D ...
-
hanya itu yang aku punya hanya itu yang aku tahu mengertikah kamu dengan adanya ku sesungguhnya ku tak ingin membebani mu karena hi...
Mengenai Saya
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar